Gambaran
Umum
Kondisi Geografi
Kabupaten Merauke merupakan salah
satu dari 29 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi Papua terletak dibagian
selatan yang memiliki wilayah terluas diantara kabupaten / kota di Provinsi
Papua.
Secara geografis letak Kabupaten
Merauke berada antara 137o - 141o BT dan 6o00'
- 9o00' LS.
Kabupaten Merauke terletak paling
timur wilayah nusantara dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten
Mappi
- Sebelah Timur : Negara Papua New Guinea
- Sebelah Selatan : Laut Arafura
- Sebelah Barat : Laut Arafura
Secara geografis mempunyai prospek
pengembangan ekonomi dengan negara tetangga PNG, Australia dan negara kawasan
Pasifik Selatan.
Luas Kabupaten Merauke 45.071 Km2
(11% dari wilayah Provinsi). Sebagian besar wilayah Kabupaten Merauke terdiri
dari daratan rendah dan berawa, luas areal rawa 1.425.000 Ha dan daratan tinggi
dibeberapa kecamatan padalaman bagian utara.
Umumnya berdataran rendah,
kemiringan 0-8 % , pesisir pantai berawa-rawa tergenang air, bagian Utara dan
Timur agak tinggi / bergelombang dengan sedikit berbukit. Tinggi air pasang
surut 5-7 m, air pasang laut masuk sampai sejauh 50-60 Km dan beberapa tempat
terintrusi air asin / air laut.
Topografi
Keadaan Topografi Kabupaten Merauke
umumnya datar dan berawa disepanjang pantai dengan kemiringan 0-3% dan kearah
utara yakni mulai dari Distrik Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Muting dan
Ulilin keadaan Topografinya bergelombang dengan kemiringan 0 – 8%. Kondisi
Geografis Kabupaten Merauke yang relatif masih alami, merupakan tantangan serta
peluang pengembangan bagi Kabupaten Merauke yang masis menyimpan banyak potensi
ekonomi untuk menunjang pembangunan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut.
Kemiringan
Lereng di Kabupaten Merauke
|
|||
Tingkat
Kemiringan
|
Luas
(Km2)
|
Persentase
|
Sebelah
Wilayah
|
0
- 3 %
|
5.598
|
12,42
|
Kimaam, Okaba, Kurik, Semangga .
|
3
- 8 %
|
30.513
|
67,70
|
Merauke, Tanah Miring, Jagebob,
Sota.
|
8
- 12 %
|
18.960
|
19,88
|
Okaba, Kurik, Muting, Elikobel,
Ulilin
|
Jumlah
|
45.071
|
100,00
|
Kemudian berdasarkan peta dasar
Kabupaten Merauke terlihat sebagian besar daerah merupakan areal dataran yang
berada pada ketinggian antara 0 – 60 m diatas permukaan laut. Wilayah yang
benar – benar datar tersebut berada sebagian besar pada daerah selatan dan
tengah. Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang memulai usaha
pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan konsentrasi pemukiman penduduk.
Klimatologi
Kabupaten Merauke memiliki iklim
yang sangat tegas antara musim penghujan dan musim kemarau. Menurut Oldeman
(1975), wilayah Kabupaten Merauke berada pada zona (Agroclimate Zone C) yang
memiliki masa basah antara 5 – 6 bulan.
Dataran Merauke mempunyai
karakteristik iklim yang agak khusus yang mana curah hujan yang terjadi
dipengaruhi oleh Angin Muson, baik Muson Barat – Barat Laut (Angin Muson Basah)
dan Muson Timur – Timur Tenggara (Angin Muson Kering) dan juga dipengaruhi oleh
kondisi Topografi dan elevasi daerah setempat.
Curah hujan pertahun di Kabupaten
Merauke rata-rata mencapai 1.558,7 mm.Dari data yang ada memperlihatkan bahwa
perbedaan jumlah curah hujan pertahun antara daerah Merauke Selatan dan bagian
utara. Secara umum terjadi peningkatan curah hujan pertahun dari daerah Merauke
Selatan (1000 - 1500) dibagian Muting, kemudian curah hujan dengan jumlah 1500
– 2000 mm/tahun terdapat di Kecamatan Okaba dan sebagian Muting, selebihnya
semakin menuju ke Utara curah hujannya semakin tinggi. Perbedaan tersebut juga
berlaku pada jumlah bulan basah yaitu semakin kebagian utara masa basah sangat
panjang sedangkan pada bagian selatan terdapat masa basah yang relatif pendek.
Kondisi iklim yang demikian
berpeluang untuk dua kali tanam. Musim hujan yang terjadi merupakan kendala
terhadap kondisi jalan – jalan tanah yang setiap tahun mengalami kerusakan.
Sementara disisi lain musim kemarau
yang panjang justru mengakibatkan kekurangan air bersih dan air irigasi bagi
masyarakat dan petani.
Berdasarkan data iklim yamg
dikeluarkan oleh Kantor Meteorologi dan Geofisika Merauke menunjukkan bahwa
kecepatan angin hanpir sama sepanjang tahun; di daerah pantai bertiup cukup
kencang sekitar 4 – 5 m/det dan dipedalaman berkisar 2 m/det. Penyinaran
matahari rata – rata di Merauke adalah 5,5 jam/hari pada bulan Juli dan yang
terbesar 8,43 jam/hari pada bulan September, dengan rata – rata harian selama
setahun sebesar 6,62 jam. Tingkat kelembapan udara cukup tinggi karena
dipengaruhi oleh iklim Tropis Basah, kelembapan rata – rata berkisar antara 78
– 81%.
Hidrologi
Sungai-sungai besar yakni Bian,
Digul, Maro, Yuliana, Lorents, dan Kumbe merupakan potensi sumber air tawar
untuk pengairan dan digunakan sebagai prasarana angkutan antara kecamatan dan
desa-desa.
Sumber air tawar dari rawa – rawa,
air permukaan dan air tanah cukup tersedia untuk dimanfaatkan. Dibeberapa
tempat air tanah mengandung belerang panas.
Geologi
Pantai selatan dibentuk oleh hutan
sedimen, tergolong endapan alivium, di Utara pasir Kwarsa dan batu apung.
Berdasarkan data tingkat kesuburan tanah tergolong rendah sampai sedang. Bahan
tambang/mineral yang diduga ada minyak dan emas.
Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat diwilayah
Kabupaten Merauke terdiri atas tanah organosol, alluvial dan hidromorf kelabu
yang terdapat didaerah – daerah rawa dan payau. Jenis tanah ini terbentuk dari
bahan induk buatan sedimen yang menyebar diwilayah distrik Okaba, Merauke dan
Kimaam.
Sumber : Bappeda Kabupaten Merauke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar