Tindak Pelanggaran
Diketahui Ada Dua Staff PT.Agriprima Cipta Persada Di Kabupaten Merauke Dari Mereka Berdua Salah Satunya Adalah ANF Bekerja Sebagai Staff SSL Pada Kantor RO Regional Ofice Merauke Yang Beralamat Kantor Di Jl. Irian Seringgu No: 11 Kel, Samkai-Merauke Dan Yang Satunya Lagi ED Bekerja Humas Di Kebun Muting PT.Agriprima Cipta Persada Yang Beralamat Kantor Di Kampung Elnggol Jaya Dan Kampung Andaito, Distrik Muting Kedua Staff Ini Diduga Banyak Melakukan Pelanggaran Yang Dalam Hal Ini Mereka Berdua Dinilai Telah Mengintimidasi Dan Atau Melakukan Pemalsuan Laporan Data-Data Identifikasi Pekerjaan Yang Selama Ini Mereka Selalu Laporkan Kepada Pemerintah Daerah Secara Bertahap. Mengenai Perkembangan Pembangunan Kelapa Sawit, Namun Dalam Menu Aplikasinya Banyak Folder Data Laporan Yang Kurang Valid.
PT Agriprima Cipta Persada masih membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Muting, walaupun belum ada izin. Kementerian Kehutanan bahkan sudah menolak permohonan PT ACP untuk melepaskan kawasan hutan menjadi Areal Pengunaan Lain (seperti perkebunan). Namun perusahaan masih melanjutkan rencananya dengan menanam kelapa sawit secara ilegal. Berikut beberapa foto dari kunjungan lapangan Greenpeace Papua pada Desember 2013.
Agro Mandiri Semesta Plantations (Ganda Group)
(PT Agrinusa Persada Mulia, PT Agriprima Cipta Persada)
|
last updated 25/07/13
Deskripsi perusahaan: Perkebunan Agro Mandiri Semesta adalah sebuah perusahaan kelapa sawit milik Ganda Sitorus, adik dari pendiri Wilmar Martua Sitorus.
Rencana di Merauke: Dua anak perusahaan, PT Agrinusa Persada Mulia (40.000 ha) dan PT Agriprima Cipta Persada (33.540 ha) telah mendapatkan izin lokasi untuk perkebunan sawit di Kecamatan Muting dan Ulilin. PT Agriprima Cipta Persada sebelumnya dilaporkan di situs ini sebagai milik Wilmar, berdasarkan laporan media dari Sumatra. Akan tetapi, sekarang jelas bahwa perusahaan ini saat ini dimiliki oleh Ganda Group.
Penuturan masyarakat: Kedua anak perusahaan telah berusaha mendapatkan lahan dari masyarakat adat dengan harga murah, dengan lumayan sukses Jakarta Post melaporkan pada 1 Juni 2012 bahwa PT Agriprima Cipta Persada membayar Rp 2 milyar (US$207 ribu) kepada sembilan suku di Desa Marimbian. Ketika dibagi ke seluruh keluarga, ini berarti masing-masing mendapatkan Rp 20.000 – Rp 50.000 dan mereka dilaporkan menyesali keputusan ini.1 Sementara itu pada Maret 2013 sumber dari pemerintahan lokal melaporkan mereka telah mengatur pembelian lahan, bersama dengan pihak militer, di Kampung Bupul, dengan penduduk desa diberikan kompensasi sebesar Rp 300.000 ($30) per hektar.2
Akan tetapi, pihak luar yang datang ke sana melaporkan bahwa beberapa suku masih menolak menjual lahan mereka di area konsesi PT Agriprima Cipta Persada.
Penduduk desa juga menuduh PT Agriprima Cipta Persada tidak menepati janji mereka untuk membangun fasilitas pendidikan. 3
Kedua perusahaan mengalami kendala karena, pada Juli 2013, Kementrian Kehutanan menolak permintaan mereka untuk menebangi hutan untuk perkebunan. Mereka harus mengajukan permintaan ulang. Sebagian hutan telah dibuka untuk keperluan pembibitan sawit.4
Konflik-konflik lain di seputar Papua dan Indonesia: Kisah mengenai PT Asiatic Persada (PT AP) di Provinsi Jambi, Sumatra, memberikan indikasi hubungan antara PT AMS Plantations dan Wilmar Group. Wilmar membeli PT AP pada tahun 2006, mewarisi konflik lahan dengan masyarakat asli Batin Sembilan. Konflik ini muncul pada Juli 2006 ketika penduduk sebuah desa diusir oleh Brimob Polisi bersenjata dan buldozer PT AP menghancurkan rumah-rumah. Sebuah koalisi LSM-LSM memantau kasus ini, melakukan protes ke International Finance Corporation (IFC)-nya Bank Dunia, yang mendanai Wilmar, dan Round Table on Sustainable Palm Oil (RSPO), di mana Wilmar menjadi salah satu anggotanya.5 Akan tetapi, ketikas proses mediasi IFC masih berjalan, Wilmar cuci tangan dengan menjual PT AP ke PT AMS dan sebuah perusahaan lain, Prima Fortune International Ltd.6 PT AMS lebih “liar” dari Wilmar karena tidak harus menaati aturan IFC maupun RSPO. Mereka masih menjual hasil produksinya ke Wilmar.
Deskripsi perusahaan: Perkebunan Agro Mandiri Semesta adalah sebuah perusahaan kelapa sawit milik Ganda Sitorus, adik dari pendiri Wilmar Martua Sitorus.
Rencana di Merauke: Dua anak perusahaan, PT Agrinusa Persada Mulia (40.000 ha) dan PT Agriprima Cipta Persada (33.540 ha) telah mendapatkan izin lokasi untuk perkebunan sawit di Kecamatan Muting dan Ulilin. PT Agriprima Cipta Persada sebelumnya dilaporkan di situs ini sebagai milik Wilmar, berdasarkan laporan media dari Sumatra. Akan tetapi, sekarang jelas bahwa perusahaan ini saat ini dimiliki oleh Ganda Group.
AGRO MANDIRI SEMESTA KARIR
363.000 ha Landbank - 153.000 ha Planted - 12 Unit PKS
Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat & Merauke
CAREER OPORTUNITY
Estate Assistant Trainee (EAT)
Pendidikan S1 Pertanian / Kehutanan / Biologi
Survey Assistant Trainee (SAT)
Pendidikan S1 Geografi/ Geodesi/ Kehutanan/ Ilmu Tanah
Mill Assistant Trainee (MAT)
Pendidikan D3 / S1 T. Mesin/ T. Industri/ T. Kimia
Civil Engineering Trainee (CET)
Pendidikan D3 / S1 Teknik Sipil
Administration Assistant Trainee (AAT)
Pendidikan S1 Akuntansi/ Manajemen
Kualifikasi Umum :
- Usia Maksimal 27 Tahun
- Siap Mengikuti Pelatihan 6 Bulan (3 bulan in class - 3 bulan OJT)
- Siap Ditempatkan Diseluruh Lokasi Perusahaan
- Sehat Jasmani & Rohani
- Minimal Tinggi Badan 165 cm
Pengumpulan berkas paling lambat Tgl 23 Jan 2015
AGRO MANDIRI SEMESTA
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9B Guntur
Setiabudi Kuningan - Jakarta Selatan 12980
Multivision Tower Lantai 10 hrd@amsplantation.co.id / recruitment@amsganda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar